JAKARTA - Perubahan gaya hidup modern dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan reproduksi mendorong lonjakan minat masyarakat Indonesia terhadap program bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF).
Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, angka pasangan yang mengalami kesulitan memiliki anak di Indonesia meningkat sekitar 15% dalam lima tahun terakhir.
Penundaan usia pernikahan dan gaya hidup kurang sehat seperti stres tinggi dan polusi menjadi faktor utama yang mempercepat tren ini, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Meski biaya fertilisasi masih menjadi tantangan utama bagi sebagian besar masyarakat, perkembangan teknologi dan semakin banyaknya fasilitas kesehatan berkualitas mulai membuka akses yang lebih luas. Hal ini sekaligus membuka peluang baru dalam industri wisata medis, di mana pasien bisa mendapatkan perawatan medis berstandar internasional sembari menikmati pengalaman relaksasi di destinasi wisata unggulan.
Sanur, Bali, kini menjelma menjadi salah satu lokasi strategis untuk wisata medis fertilitas, berkat pengesahan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di sektor kesehatan dan wellness tourism. Lokasi ini menawarkan kombinasi unik antara fasilitas fertilitas canggih dengan suasana tropis yang mendukung proses penyembuhan secara holistik, baik secara fisik maupun emosional.
Bayangkan pasangan yang menjalani program IVF bisa sekaligus menikmati pantai berpasir putih dan suasana tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota besar.