Meski viral, layanan ini masih berada pada tahap awal. Tantangan terbesar adalah membangun kepercayaan publik, menjaga keamanan, dan mengatur standar etika. Jika berhasil, bukan tidak mungkin konsep ini akan berkembang menjadi tren baru di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Untuk saat ini, “Gue Temenin Jalan” masih beroperasi dengan sistem sederhana: pemesanan dilakukan melalui formulir daring, pembayaran sesuai kesepakatan, dan layanan dibatasi hanya untuk aktivitas yang jelas dan aman.
Di tengah arus kesepian perkotaan, munculnya jasa ini menjadi cermin bahwa kebutuhan manusia untuk ditemani tak pernah benar-benar hilang, hanya berubah bentuk sesuai dengan zaman.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)