4. Puasa
Puasa intermiten atau intermittent fasting bukan hanya soal menahan makan, proses ini memicu autophagy, yaitu mekanisme alami tubuh untuk membersihkan sel-sel rusak dan mendaur ulang komponen penting.
Efeknya? Otak jadi lebih jernih, fokus meningkat, dan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer bisa ditekan. Selain itu, puasa juga membantu memperkuat koneksi saraf dan meningkatkan kemampuan otak untuk beradaptasi dengan perubahan.
Siapa sangka, gerakan jongkok yang terlihat sederhana ternyata menyimpan manfaat besar untuk otak. Gerakan naik-turun saat jongkok membantu melancarkan aliran darah ke otak dan menstimulasi pelepasan zat-zat penting untuk fungsi kognitif.
Berbeda dengan latihan berat yang menguras tenaga, jongkok adalah latihan berdampak rendah yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja cocok untuk siapa pun yang ingin menjaga ketajaman mental secara alami.
Simple, teknik-teknik ini bekerja dengan menyelaraskan tubuh dan pikiran. Mereka membantu menurunkan stres, memperbaiki sirkulasi oksigen dan nutrisi ke otak, serta mendukung neuroplastisitas kemampuan otak untuk tumbuh dan beradaptasi.
Tidak seperti suplemen instan atau diet tren, kelima cara ini terbukti aman, alami, dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
(Kemas Irawan Nurrachman)