Sehingga dengan hadirnya Pintu Incubator, kata Thresia Mareta, bisa memberdayakan talenta muda dan UMKM di bisnis mode Indonesia dan Prancis. Inisiatif ini menjembatani ragam budaya dua negara dan mendukung keberlanjutan, mendorong kolaborasi antara ekosistem fesyen lokal dan global.
"PINTU Incubator dibangun dengan visi untuk membangun sebuah forum yang dinamis yang akan mempertemukan generasi baru dari para pelaku fesyen Indonesia dan Prancis. Kami memberdayakan dan mendorong pertumbuhan seluruh partisipan, memfasilitasi siapa pun yang terlibat di dalamnya yang ingin tumbuh dan berkembang, baik di tingkat nasional maupun internasional,” katanya.
Thresia Mareta mengatakan, Pintu Incubator tidak hanya berarti bagi industri fesyen Tanah Air. Tetapi yang paling penting, juga berdampak besar di masyarakat secara luas.
“Jadi enam bulan mentoring, kami melihat para partisipan perlu waktu lebih panjang untuk mengembangkan produk mereka. Itu masalahnya kalau di Indonesia. Desain produknya masih sangat lokal,” katanya.
Melalui serangkaian pembimbingan, lokakarya, dan kolaborasi dengan organisasi serta pakar mode terkemuka dari Indonesia dan Prancis, PINTU Incubator, kata Thresia Mareta, mempersiapkan partisipan untuk siap dan mampu memasuki pasar mode, serta mendapatkan eksposur internasional.
"Jika ingin menyasar pasar internasional, kita harus bisa menyiapkan desain busana yang memiliki nuansa global. Itulah mengapa dibutuhkan waktu yang panjang untuk mentoring, termasuk tambahan kelas. Beberapa partisipan yang telah berangkat ke Paris kemarin juga memberikan laporan kepada saya," ujarnya.