Sebagai bagian dari Manggala Agni, Fitria rela berkorban hidupnya untuk mengabdi kepada negara. Pada 2019 silam, ia pernah merelakan waktu untuk keluarganya guna merayakan hari raya.
Saat itu, kata Fitria, karhutla tengah melanda di Kabupaten Ketapang. Hatinya merasa berat bila tetap bekerja di saat momen hari raya. Namun, perasaan itu ia buang jauh-jauh. Ia memutuskan untuk tetap memadamkan api yang melahap lahan gambut.
"Karena kebakaran itu di dekat kantor desa. Jadi mau tidak mau, meskipun sudah malam kami tetap melakukan pemadaman. Bagi Manggala Agni sudah tak heran lagi, malam takbiran, bahkan besok pagi kami ke lapangan setelah salat ied," ucapnya.
Wanita yang akrab disapa Ria, ini terbilang totalitas dalam menekuni profesinya. Sejak bergabung ke Manggala Agni Kabupaten Ketapang pada 2008, tak butuh waktu lama baginya untuk dipercaya menjadi komandan regu.
Pasca 10 tahun mengabdi, Ria langsung diangkat menjadi Komandan Regu Manggala Agni Kabupaten Ketapang. Selama 15 tahun mengabdi, ia telah mencicipi asam-garam bekerja yang bersinggungan dengan karhutla.