Menurut Iva, apa Toto ciptakan adalah kebenaran budaya yang ada. Masyarakat di sana percaya adanya kerajaan dan atribut di dalamnya.
"Jadi, delusi itu secara psikologis adalah kepercayaan palsu dan biasanya berbentuk ide atau konsep yang dipercaya benar," jelas dia kepada Okezone.
Nah, delusi ini juga bisa dikatakan sebagai kepercayaan yang tidak konsisten dengan kebudayaan yang ada di sekitar. Jika dikaitkan dengan kasus Keraton Agung Sejagat, si penciptanya sadar betul bahwa masyarakat di sana masih percaya kerajaan dan itu berarti tidak ada 'fake believe' yang terjadi di sana.
Sekalipun, Toto Santoso mengaku bahwa kerajaan tersebut adalah lanjutan dari Kerajaan Majapahit. "Tapi ini bukan delusi, ini adalah kebohongan," singkat Iva.