Ia memutuskan untuk belajar di Institut Teknologi Mode, meskipun sebenarnya dia tidak memiliki minat di bidang itu. Alasan dia memilih tempat tersebut dipilih, karena pekerjaan sampingan yang ia jalani yaitu membuat pakaian untuk stripper dan bintang film dewasa di Times Square.
"Kebanyakan teman saya adalah gay, karena mereka tak pernah menilai hidup saya. Jadi, saya bertemu dengan mereka itu saat datang ke 'gay bar', kontes kecantikan waria, Crisco Disco, dan tempat-tempat yang menyajikan pertunjukan serupa," tuturnya.
Karena kehidupannya begitu bebas, dia pun merasa kekurangan kostum ketika bepergian. Untungnya ada seorang teman bernama Paris. Ia kerap menjual baju yang dicuri dari Bergdorf dan Lord and Taylors.
Barang curian yang berhasil diambil Paris, biasanya koleksi yang sangat cantik dan mewah. Makanya, Tanqueray kerap mengenakan pakaian layaknya orang kaya padahal itu adalah barang curian yang ia beli di temannya tersebut.
Sebagai contoh pakaian seperti mantel bulu, heels 13 cm, atau stocking dengan jahitan di belakang. Bahkan, karena dia sering bersama dengan beberapa orang menganggap Tanqueray adalah waria.
"Suatu malam, seorang rabi Hasid mencoba menjemputku karena dia mengira aku adalah seorang transgender. Saya kemudian memberitahunya: ‘Sayang, ini ikan (Miss V) sungguhan!'," ceritanya.