Hidangan bau peapi ini sendiri hadir dengan tampilan visual hidangan berkuah berwarna kekuningan, di mana kuah bau peapi menghadirkan cita rasa asam, pedas, sekaligus gurih. Rasa asam pada hidangan bau peapi ini datang bukan dari bahan biasa, namun melainkan datang dari asam mangga dan belimbing.
Kemudian rasa gurih di kuah bau peapi muncul disebutkan lebih lanjut karena penggunaan minyak lokal yang diambil dari kelapa asli, sehingga tidak mengherankan jika akhirnya menjadikan kuah bau peapi menjadi gurih. Sedangkan cita rasa pedas yang ada, merupakan hasil kombinasi dari berbagai bumbu dapur mulai dari bawang merah, garam, cabe rawit, juga kunyit.
Tidak hanya dibuat dengan bahan-bahan yang khas, seperti mulai dari minyak kelapa hingga asam mangga dan belimbing. Proses pembuatan hidangan bau peapi ini sendiri juga hadir dengan teknik sangat tradisional, pasalnya bau peapi ini dimasak dengan menggunakan kawali dan kayu bakar. Dengan ini maka tidak heran, hidangan yang rasanya sayang dilewatkan jika berkesempatan mendatangi Pasangkayu ini hadir dengan rasa otentik khas masakan suku Mandar.
BACA JUGA:
Disebutkan juga, menu hidangan ini ternyata sangat mudah ditemui di wilayah-wilayah suku Mandar di dekat pesisir, misalnya di Kabupaten Mamuju, Majene, dan Polewali Mandar. Selain itu, cukup banyak juga rumah makan yang menyajikan secara khusus menu ini untuk jadi menu santapan pilihan saat pengunjung menginginkan menu bau peapi. Sebagai pasangan, bau peapi biasanya disantap bersama dengan jepa, maka biasa disebut jepa-bau peapi.
(Dinno Baskoro)