JAKARTA - Menjelang akhir tahun, stres kerap mencuat di kalangan pekerja dan mahasiswa.
Pasalnya, tekanan target, penutupan buku, hingga evaluasi kerap menyebabkan seseorang mengalami stres.
Psikolog Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UGM, Dr. Sumaryono, M.Si., menjelaskan stres adalah situasi kelelahan mental, fisik, dan emosional yang dialami pekerja atau mahasiswa. Situasi ini bisa menurunkan motivasi seseorang.
"Stres tidak boleh diremehkan, tetapi juga tidak perlu diperbesar," ujarnya, seperti dikutip dari laman UGM, Minggu (28/12/2025).
Terkait hal tersebut, Sumaryono membagikan strategi realistis untuk mencegah stres, khususnya di akhir tahun.
Strategi mengatasi stres ini melalui metode 'CHANGE'. Sebuah metode yang mencakup sebuah tindakan yang disingkat menjadi kata Change.
Yang pertama, yaitu huruf C mencakup kata Challenge atau tantangan yang melihat hidup sebagai tantangan.
Yang kedua, yaitu huruf H yang mencakup kata Hope yakni tetap menjaga adanya harapan,
Yang ketiga, yaitu huruf A yang mencakup Adaptation atau prinsip mengelola stres dan menetapkan prioritas
Yang keempat, yaitu huruf N yang mencakup Network. Artinya membangun jejaring untuk meminta pandangan dari mentor.
Kemudian, pada tahap kelima huruf G dan E hingga seseorang dan mencapai fase Growth dan Excellence.
Dengan pemahaman yang tepat, stres justru dapat menjadi energi pendorong untuk tetap mencapai produktivitas.
Berikut penjelasan selengkapnya :
C (Challenge): melihat hidup sebagai tantangan
H (Hope): menjaga harapan
A (Adaptation): mengelola stres dan menetapkan prioritas
N (Network): membangun jejaring untuk meminta pandangan mentor
G (Growth) : mencapai pertumbuhan
E (Excellence): dan keunggulan.
(Rani Hardjanti)