Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Beban Tersembunyi Anak Pertama: Harapan Keluarga hingga Tanggung Jawab

Gilang Rian Syahputra , Jurnalis-Rabu, 13 Agustus 2025 |09:41 WIB
5 Beban Tersembunyi Anak Pertama: Harapan Keluarga hingga Tanggung Jawab
5 Beban Tersembunyi Anak Pertama: Harapan Keluarga hingga Tanggung Jawab (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Anak pertama ternyata memiliki beban emosional yang sering dirasakan. Menjadi anak sulung sering kali terasa seperti menjadi pilot uji coba pesawat baru. Meskipun terdengar menantang, Anda adalah orang pertama yang menghadapi turbulensi tak terduga dan bertanggung jawab untuk memperlancar jalan bagi semua yang mengikutinya.

Maka dari itu, menjadi anak pertama tidaklah mudah bagi sebagian orang. Ada beberapa hal yang dirasakan oleh anak pertama bahkan tidak terlalu diperhatikan oleh siapa pun. Inilah 5 beban yang sering dirasakan anak pertama yang dirangkum pada, Rabu (13/8/2025):

1. Stres Emosional

Sering kali, anak paling tua dicap sebagai wali bagi adik-adiknya. Meskipun sebutan ini membuat anak tertua lebih bertanggung jawab dan mampu menangani situasi sulit, proses ini juga memiliki beberapa akibat negatif. Proses ini bisa mengakibatkan peningkatan kecemasan ketika saudara kandung mereka tidak dapat memenuhi harapan orang tua atau berakhir dengan gangguan makan dan gangguan kepribadian. Meskipun dapat membantu anak-anak menjadi lebih efisien dalam hal manajemen tugas dan prestasi sekolah, hal ini dapat berkontribusi pada suatu masalah yang akan dihadapinya.

2. Sosok Penjaga Kedamaian

Sebagai anak pertama, Anda akan menyadari bahwa ketika adik-adik mereka mulai bertengkar, mereka secara otomatis harus berperan sebagai wasit, konselor, dan terkadang bahkan mediator. Dengan kata lain, hal itu mengajarkan mereka cara menangani situasi konflik, tetapi juga sering kali meninggalkan perasaan bahwa tidak ada seorang pun yang mendengarkan apa yang mereka rasakan atau perasaannya sama sekali tidak berharga.

 

3. Perasaan Tidak Cukup

Umumnya, anak-anak sering mengembangkan perasaan “tidak cukup baik” ini jika mereka tidak mampu memenuhi keinginan orang tua mereka. Jika Anda anak pertama, perasaan ini semakin mengendalikan kalian. Alasannya, ada perasaan terus-menerus bahwa orang lain akan mengikuti jejak Anda, jadi semuanya harus sempurna. Harapan yang tinggi dan perfeksionisme ini sering kali membuat Anda merasa bahwa apa pun yang Anda lakukan tidak cukup baik atau sesuai standar. Entah bagaimana, hal ini memengaruhi kepercayaan dirinya.

4. Mendadak Berbagi Segalanya

Sebelum kehadiran saudara kandung, anak pertama terbiasa mendapatkan seluruh perhatian dari orang tua, tanpa harus berbagi dengan siapa pun. Saat akhirnya mereka harus berbagi hal-hal yang dulunya hanya milik mereka sendiri, perubahan ini sering kali tidak mudah untuk diterima. Berdasarkan penelitian, kemampuan anak untuk benar-benar memahami konsep berbagi biasanya mulai berkembang di usia 3,5 hingga 4 tahun. Hal itu pun memerlukan bimbingan aktif dari orang tua. Jika anak diminta berbagi sebelum mereka siap, biasanya mereka melakukannya karena merasa harus, bukan karena keinginan tulus untuk melakukannya.

 

5. Jam Alarm Keluarga

Sering kali, anak sulung diharapkan menjadi yang paling disiplin. Bangun lebih awal, bersiap-siap tepat waktu, bahkan diminta membangunkan adik-adiknya. Harapannya, kebiasaan ini akan menjadi contoh bagi sang adik untuk meniru ketepatan waktu. Meski benar bahwa anak-anak banyak belajar dari orang tuanya, penting juga diingat bahwa orang tua tetaplah manusia biasa, bukan sosok sempurna tanpa cela.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement