Virus: Norovirus adalah penyebab umum gastroenteritis dan sangat menular. Penyebaran dapat terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi, serta kontak langsung dengan individu yang terinfeksi .
Bakteri: Bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Campylobacter dapat menyebabkan infeksi usus melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi .
Parasit: Parasit seperti Giardia lamblia dapat menyebabkan infeksi usus, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk .
Penularan biasanya terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, serta kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
Melansir dari laman Cleveland Clinic, sebagian besar kasus infeksi usus ringan dapat ditangani di rumah dengan:
Rehidrasi: Mengonsumsi cairan yang cukup untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare dan muntah. Pada kasus dehidrasi berat, mungkin diperlukan cairan intravena .
Istirahat: Memberikan waktu bagi tubuh untuk pulih.
Diet ringan: Mengonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti bubur, roti tawar, dan pisang.
Penggunaan antibiotik hanya dianjurkan jika infeksi disebabkan oleh bakteri tertentu dan harus berdasarkan resep dokter .
Kebersihan tangan: Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
Konsumsi makanan yang matang: Memastikan makanan dimasak hingga matang sempurna.
Air minum yang bersih: Mengonsumsi air yang telah dimasak atau menggunakan air kemasan yang terjamin kebersihannya.
Hindari makanan dari sumber yang tidak higienis: Berhati-hati dalam memilih tempat makan, terutama saat bepergian.
Kasus yang menimpa Jaja Miharja menjadi pengingat penting bahwa infeksi usus bukanlah hal sepele, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia.
Meskipun sering kali dianggap ringan, infeksi usus dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.
(Kemas Irawan Nurrachman)