Anak-anak akan berkembang jika mereka tahu apa yang diharapkan. Tetapkan aturan yang sederhana dan sesuai usia. Lalu, patuhi aturan tersebut.
Bersikaplah konsisten, jangan kaku, dan berubah-ubah sesuai konteks. Anda tidak boleh terpengaruh dengan suasana hati. Disiplin akan membantu anak merasa aman. Si kecil juga tidak mudah melampaui batas.
Berikan anak-anak rasa kendali dalam batasan. Daripada memerintah anak, Anda bisa memberinya pilihan terbatas. Contoh, jika terbiasa memberi perintah kepada anak secara langsung, seperti “Pakai sepatumu!”. Orangtua bisa menggantinya dengan memberi pilihan, seperti “Kamu mau memakai sepatu merah atau biru?”.
Pilihan akan menghindari perebutan kekuasaan. Orangtua pun bisa meningkatkan kerja sama dengan anak tanpa mengorbankan ketetapan yang ada.
Anda bisa memvalidasi perasaan anak lebih dahulu, sebelum membicarakan soal aturan yang ditetapkan. Orangtua bisa menggunakan kata-kata, seperti “Ibu mengerti kalau kamu marah,”. Sebab, anak-anak ingin merasa didengarkan.
Mengakui emosi tidak berarti memaafkan perilaku buruk. Cara ini bisa membuat orangtua menunjukkan bahwa Anda menghadapinya dengan pendekatan perasaan lebih dahulu, sebelum mengarahkannya secara logis.
(Djanti Virantika)