Dengan yakin Yandi membawa pulang sekotak martabak, namun ternyata tak sesuai dengan yang diinginkan istri. Karena yang dibeli ternyata martabak manis, sementara sang istri menginginkan martabak telur yang harganya lebih mahal dibanding martabak manis.
“Saya ngeliat istri saya makan itu sambil nangis, langsung ngomong ke diri saya sendiri bahwa saya harus berubah,” kisahnya.
Berkali-kali mendapat ujian hidup, pria yang disebut Helmy Yahya pembelajar gigih itu akhirnya bisa mengubah hidupnya. Ia membangun sebuah perusahaan bernama PT. Sparta Computindo Teknologi. Sebuah perusahaan di bidang jasa teknologi yang sudah berdiri sejak 2010, dan kini memiliki dua cabang di Jakarta Timur, dan lebih dari 40 karyawan.
"Mimpi saya itu pengen membuat sekolah IT gratis. Kalo di perusahaan, saya ingin membangun data center. Karena sekarang lagi fokus ke server," ungkapnya saat ditanya mimpi dan harapan di masa depan.
Kisah Yandi tentunya bisa menjadi motivasi kita yang mungkin sedang berada di kondisi yang sama. Dengan adanya kisah seperti ini, kita memiliki harapan yang kuat untuk mengubah hidup menjadi lebih baik.
(Qur'anul Hidayat)