Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Marak Turis Nakal Rusak Gerbang Torii, Netizen Serukan Hukuman Penjara

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Selasa, 19 November 2024 |16:00 WIB
Marak Turis Nakal Rusak Gerbang Torii, Netizen Serukan Hukuman Penjara
Marak Turis Nakal Rusak Gerbang Torii (Foto: AFP)
A
A
A

JEPANG merupakan salah satu spot wisata primadona di Asia yang kerap jadi andalan para turis dari berbagai negara. Sayangnya, Negeri Sakura ini kembali "ternodai" karena ulah sejumlah turis. Bahkan fenomena ini sedang marak terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Terbaru, seorang turis AS bernama Steve Heyes (65) berulah dengan mengukir inisial nama satu keluarga di gerbang torii kuil Meiji Jingu. Tentu saja, aksinya itu mengundang kemarahan dan kecaman dari masyarakat setempat.

Padahal, beberapa waktu lalu masyarakat Jepang juga sempat dibuat geram dengan aksi seorang perempuan Chile yang melakukan pull-up di gerbang Kuil Torii. 

Ada juga kejadian lain seperti pencurian 220 mobil oleh warga Sri Lanka hingga kasus perempuan China yang dituduh mengelola rumah bordil ilegal.

Tak hanya mendapatkan kecaman dari warga lokal, bahkan aksi turis-turis nakal tersebut juga membuat geram para warga negara asing yang telah lama tinggal di Jepang. Pasalnya, mereka khawatir reputasi mereka di mata warga lokal dan pemerintah Jepang akan rusak.

Para WNA yang telah tinggal lama di Jepang tersebut tak ingin ulah oknum turis-turis tersebut membuat stigma baru bahwa semua wisatawan merupakan turis nakal. Mereka khawatir, hal tersebut akan berdampak terhadap pekerjaan mereka dan hubungan baik mereka dengan warga lokal akan rusak.

"Saat saya membaca tentang turis Amerika yang membuat coretan Meiji Jingu, saya sangat marah,” kata Eric Fior, warga negara Prancis yang memiliki bisnis pendidikan di Yokohama dan telah tinggal di Jepang selama 25 tahun.

Eric juga mengungkapkan, para turis seharusnya bisa menghargai sejarah dan budaya di setiap negara yang mereka kunjungi. Ia sendiri memilih tinggal di Jepang karena sangat tertarik dengan lingkungan dan budaya di sana.

“Salah satu alasan saya memilih untuk tinggal di sini adalah karena sejarah dan budaya yang ada di sekitar kita, dan kemudian kita mendengar seorang turis melakukan hal ini di salah satu kuil paling terkenal dan penting di Jepang. Siapa yang melakukan hal seperti itu?," tuturnya, melansir dari laman South China Morning Post.

 

Kasus Steve Heyes (65) yang mengukir inisial nama keluarga di gerbang torii Meiji Jingu pun lantas menjadi sorotan dan viral di media sosial. Banyak netizen yang meminta agar turis tersebut dihukum seadil-adilnya untuk memberikan efek jera.

"Berhentilah memberi hukuman ringan kepada orang-orang ini," kata salah satu netizen.

"Beberapa tahun penjara atau denda beberapa ratus ribu dolar karena mencoret-coret bangunan bersejarah? Buatlah preseden. Biarkan mereka menangis nanti," timpal yang lain.

Tak berhenti sampai di situ. Netizen juga ramai-ramai menyerukan dan menuntut agar para turis nakal tersebut untuk menjalani hukuman penjara sebelum dideportasi. 

Bahkan, ada juga yang meminta agar pemerintah melarang keluarga turis nakal tersebut masuk ke negara Jepang secara permanen.

Hal tersebut juga diamini oleh seorang WNA asal AS bernama Malcolm Adams yang telah tinggal di Jepang sejak 1976. Ia mengaku setuju bahwa siapa pun yang berniat menghabiskan waktu atau berlibur di Jepang agar wajib menaati aturan dan budaya di sana.

"Saya terkejut ketika turis melakukan hal-hal bodoh. Mereka mungkin melakukannya di AS dan berpikir bahwa mereka dapat melakukannya di sini juga, tetapi mereka perlu menghargai dan menghormati dengan cara Jepang," tegasnya.

(Wiwie Heriyani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement