Kiyotaka Hirano, CEO perusahaan perlengkapan pemakaman itu mengatakan bahwa inspirasi untuk konsep ini datang dari pengalaman pribadi ketika pada usia 24 tahun ayahnya meninggal dunia secara tiba-tiba.
“Kebanyakan anak muda memikirkan pernikahan dan hanya sedikit yang memikirkan pemakaman. Namun, setiap orang dapat menyikapi pengalaman ini secara berbeda. Beberapa orang mungkin ingin menutup peti mati selama beberapa menit untuk merenungkan bagaimana mereka ingin hidup sebelum waktu mereka tiba,” kata Hirano.
“Pengalaman ini juga memberikan kesempatan untuk mengevaluasi kembali hubungan Anda dengan keluarga dan orang-orang terkasih,” tambahnya.
Hirano juga berharap orang-orang akan merasakan pengalaman ini sebagai sesuatu yang ‘hidup’ dan ‘menyenangkan’.
"Keluar dari peti mati dapat melambangkan kelahiran kembali, awal baru dalam hidup seseorang. Saya berharap orang-orang yang meninggalkan tempat itu merasa bahwa mereka dapat memulai hidup baru," katanya.
(Qur'anul Hidayat)