Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Studi Sebut Resiko Serangan Jantung dan Stroke Meningkat Usai Infeksi Covid-19

Kesya Fatharani Shafa , Jurnalis-Selasa, 15 Oktober 2024 |16:00 WIB
Studi Sebut Resiko Serangan Jantung dan Stroke Meningkat Usai Infeksi Covid-19
Resiko serangan jantung dan stroke meningkat usai infeksi Covid-19. (Foto: Freepik)
A
A
A

STUDI terbaru dari Cleveland Clinic dan University of Southern California menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 sebelumnya dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung, stroke, atau bahkan kematian. 

Merangkum dari Foxnews pada Selasa (15/10/2024), para peneliti menemukan bahwa risiko kejadian kardiovaskular utama meningkat dua kali lipat selama tiga tahun setelah seseorang dinyatakan positif Covid, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Penelitian ini menganalisis data dari 10 ribu orang berusia 50 tahun ke atas yang pernah terinfeksi Covid-19, serta 217.730 orang yang tidak terinfeksi virus tersebut. Data tersebut diambil dari UK Biobank pada periode Februari hingga Desember 2020. Studi ini didanai oleh National Institutes of Health dan diterbitkan di jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology.

Salah satu penulis utama studi ini, dr. Stanley Hazen, mengatakan bahwa temuan tersebut menambah bukti yang menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 dapat meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular dalam jangka panjang. 

“Risiko meningkat dua kali lipat di tahun pertama setelah infeksi, dan hal ini juga terlihat di tahun kedua dan ketiga,” kata Hazen. 

Resiko serangan jantung dan stroke meningkat usai infeksi Covid-19. (Foto: Freepik)
Resiko serangan jantung dan stroke meningkat usai infeksi Covid-19. (Foto: Freepik)

Risiko kejadian kardiovaskular ini tidak dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, atau faktor risiko penyakit jantung lainnya. Namun, orang yang mengalami gejala Covid-19 yang lebih parah, terutama yang memerlukan perawatan di rumah sakit, menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung, stroke, atau kematian dalam tiga tahun setelah infeksi.

Selain faktor keparahan gejala, golongan darah juga berperan dalam meningkatkan risiko. Orang dengan golongan darah selain O, seperti A, B, atau AB, memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi mengalami kejadian kardiovaskular dibandingkan mereka yang memiliki golongan darah O. Seorang ahli jantung, dr. Bradley Serwer, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengomentari temuan tersebut. 

“Studi ini mengonfirmasi apa yang telah kami lihat secara anekdot selama lima tahun terakhir,” kata Serwer. 

Dia menjelaskan bahwa sejak wabah Covid-19 dimulai, telah terjadi peningkatan komplikasi jantung. Komplikasi ini mencakup peradangan jantung, kecenderungan pembentukan gumpalan darah, serta peningkatan irama jantung abnormal, terutama fibrilasi atrium.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement