Seorang kru pesawat mengungkapkan tipe penumpang yang paling dibenci, dan perilaku ini terjadi sebelum mereka naik pesawat. Istilah ‘gate lice’ atau kutu gerbang digunakan untuk menggambarkan penumpang yang berdiri di sekitar gerbang keberangkatan jauh sebelum waktu boarding.
Merangkum dari Thesun pada Kamis (10/10/2024), istilah ini pertama kali muncul di forum diskusi FlyerTalk pada tahun 2005, ketika seorang pengguna menciptakan istilah ini untuk merujuk pada penumpang yang ingin cepat-cepat naik pesawat demi mendapatkan ruang bagasi kabin.
Brian Hart Hoffman, Mantan pramugara selama delapan tahun di US Airways dan Alaska Airlines, mengatakan kepada Thrillist, “Sangat benci dengan gate lice. Tidak ada alasan untuk melakukan itu dan hal ini benar-benar menghambat proses boarding.”
Orang-orang yang melakukan perilaku ini terlihat seolah-olah merasa lebih penting dari penumpang lainnya. Brian juga menjelaskan bahwa gate lice tidak hanya memperlambat boarding, tetapi juga menghalangi penumpang dari penerbangan sebelumnya untuk turun dari pesawat.
“Beberapa ‘kutu’ yang berdedikasi sudah berada di tempat dan menghalangi orang saat pesawat sedang dibersihkan dari penumpang penerbangan sebelumnya,” ungkap Brian.
Para ahli lain setuju dengan pandangan Brian, mengatakan bahwa gate lice bisa menyebabkan keterlambatan baik bagi penumpang yang akan naik maupun turun dari pesawat.
Pramugara lain, Rich Henderson, yang juga pencipta Two Guys on a Plane, menambahkan bahwa gate lice kadang-kadang juga menghambat kru atau petugas kebersihan untuk masuk ke dalam pesawat, yang juga menyebabkan keterlambatan.
Juru bicara Delta Air Lines, Samantha Facteau, menyatakan bahwa kerumunan di gerbang menyulitkan penumpang yang butuh bantuan untuk mencapai gerbang atau mereka yang menggunakan alat bantu mobilitas.
Menurut psikolog konseling Kristie Tse dari Uncover Mental Health, perilaku ini sering dipicu oleh campuran kecemasan dan keinginan untuk mengendalikan situasi.
“Orang mungkin merasa dorongan kuat untuk mengamankan posisi, takut kehilangan kesempatan jika tidak cepat bertindak. Perilaku ini bisa menunjukkan rasa tidak aman atau kurang percaya terhadap proses yang ada,” kata Kristie.
Seorang pelancong sering, Pip Davidson, mengatakan bahwa kecemasan adalah motivator utama. Pip merasa stres dan sangat sensitif terhadap keramaian di bandara. Pip menjelaskan bahwa perilaku orang di bandara bisa sangat mempengaruhi tingkat kecemasan.
Sebagai cara mengatasi hal ini, Pip sering menunggu di dekat gerbang sebelum waktu boarding. Pip juga menyadari bahwa kecemasan sering dipicu oleh keberadaan gate lice lainnya, yang menciptakan efek domino di mana semakin banyak orang berkumpul di sekitar gerbang.
Beberapa ahli berpendapat bahwa ada solusi yang bisa mengatasi perilaku gate lice ini. Seorang pramugara, yang tak mau disebutkan namanya, menyarankan agar maskapai mulai mengenakan biaya untuk bagasi kabin dan menawarkan bagasi terdaftar gratis. Ini, menurutnya, akan membuat proses boarding jauh lebih cepat dan lebih mudah.
Brian juga menyebutkan bahwa kebijakan bagasi maskapai punya pengaruh besar terhadap perilaku gate lice. Masalah ini lebih sering terjadi di Amerika Serikat daripada di tempat lain, karena maskapai internasional umumnya mengharuskan penumpang membawa tas kabin yang lebih kecil sehingga ruang bagasi kabin tersedia lebih banyak untuk semua orang.
Brian juga menyarankan bahwa budaya penerbangan di Amerika Serikat perlu diubah. Hal ini bisa diatasi jika semua orang lebih memikirkan kepentingan orang lain. Pada akhirnya, tanggung jawab untuk mengakhiri kerumunan di gerbang ini ada di tangan para penumpang dengan cara mengubah perilaku.
(Kemas Irawan Nurrachman)