Hal ini lantaran market di BFT lebih banyak didominasi oleh turis dari berbagai negara yang cenderung lebih menyukai busana-busana resort hingga gaun pesta.
“Memang di sini yang paling laku yang gaya-gaya resort wear. Selain itu juga ada busana malam, karena di sini banyak orang-orang asing yang party,” ungkap Lenny.
Lenny melanjutkan, perhelatan BFT sendiri menjadi wadah bagi para desainer di Indonesia untuk bisa belajar agar lebih mengerti selera pasar internasional.

“Kalau goals-nya BFT sendiri ya lebih ke untuk ajang latihannya teman-teman ya yang berbisnis di sini, untuk ngetest market, market internasional sebenarnya,” tuturnya.
“Bali kan pasarnya luas, pasarnya internasional. Jadi mereka bisa belajar taste orang-orang internasional seperti apa. Nah belajarnya di sini,” lanjutnya.