BANDARA Changi Singapura akan memulai pembangunan Terminal 5 (T5) pada 2025 mendatang. T5 diperkirakan akan mampu menampung sebanyak 50 juta orang per tahun, ditambah dengan kapasitas fasilitas yang sudah ada, yakni 90 juta penumpang.
Mengutip dari Simple Flying, pembangunan ini telah diumumkan lebih dari satu dekade lalu, namun terhambat oleh pandemi Covid-19. Kini proyek ini kembali mendapatkan momentum seiring dengan pulihnya industri penerbangan Asia.
Dalam pidato di rapat umum Hari Nasional Singapura Agustus lalu, mantan Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyatakan, pembangunan T5 merupakan bagian penting dari rencana jangka panjang untuk sektor penerbangan dan akan menunjukkan identitas Singapura.
Ia menguraikan cakupan proyek T5 dengan menambahkan; "Kami tengah membangun satu Bandara Changi baru lagi, sangat besar," kata Lee Hsien Loong.
Singapura kini memiliki Perdana Menteri yakni Lawrence Wong, yang mulai menjabat pada 15 Mei 2024. Proyek Bandara Changi T5 kembali dibahas olehnya pada jamuan makan malam ulang tahun ke-40 CAAS pada 6 September 2024.
Menurut Straits Times, PM mengumumkan bahwa pembangunan Terminal 5 (T5) Bandara Changi akan dimulai pada paruh pertama 2025. Wong menekankan pentingnya Singapura menjaga keunggulan kompetitif di tengah persaingan regional dan perluasan armada maskapai penerbangan yang dapat mengancam rute langsung ke Bandara Changi.
"Beberapa pihak telah mengumumkan rencana untuk membangun bandara besar yang dapat menampung lebih dari 100 juta penumpang per tahun, sehingga mereka mempersempit kesenjangan dengan Singapura. Penerbangan yang seharusnya melewati Changi mungkin tidak lagi diperlukan. Kita tidak bisa berpuas diri dengan apa yang telah kita capai," ujarnya.
Setelah selesai, T5 akan menampung sekitar 50 juta penumpang per tahun, meningkatkan kapasitas fasilitas yang ada sebesar 60 persen, menjadi total 90 juta penumpang. Bandara baru akan dibangun di lokasi yang hampir sama besarnya dengan bandara saat ini, dimulai pada paruh pertama tahun depan.
Singapura ingin terhubung dengan 200 kota, dan lokasi strategisnya menjadikannya pusat kawasan Asia-Pasifik dengan sekitar 150 destinasi saat ini.