Tradisi memotong rambut gimbal telah dilestarikan warga pegunungan Dieng sejak ratusan tahun silam. Tujuannya untuk mencegah terjadinya bencana. Selain itu, dipercaya anak berambut gimbal akan jatuh sakit bila tidak menjalani ritual potong rambut.
Dalam kehidupan sehari-hari, seorang anak berambut gimbal tidak berbeda dengan anak-anak lainnya. Mereka bermain bersama dengan anak-anak lain. Hanya, anak berambut gimbal biasanya cenderung lebih aktif dibanding anak-anak lain. Pada saat-saat tertentu, emosi anak berambut gimbal pun menjadi tidak terkendali, bisa tanpa sebab yang jelas. Kecenderungan ini akan berkurang bahkan menghilang ketika rambut gimbal anak tersebut sudah dipotong.
(Rizka Diputra)