DI TENGAH maraknya sentimen antituris imbas overtourism, warga Madrid, Spanyol justru memanfaatkan musim panas yang melanda negerinya dengan menyewakan fasilitas kolam renang bagi wisatawan atau pelancong asing.
Mereka melakukan itu demi mendapat penghasilan tambahan. Penduduk lokal mulai menyewakan kolam renang pribadi mereka kepada turis dalam upaya menghasilkan cuan, meski kerap mendapat teguran dari tetangga akibat turis yang kerap bikin keributan.
Melalui aplikasi 'Swimmy' mereka melakukan kegiatan sewa fasilitas tersebut, aplikasi yang didasarkan pada model Airbnb ini merupakan gagasan seorang wanita asal Prancis, Raphaëlle de Monteynard.
Aplikasi 'Swimmy pertama kali diluncurkan di Spanyol pada tahun 2019, dan menjadi sangat populer selama pandemi Covid-19, ketika orang-orang tidak memiliki kesempatan untuk berada di luar ruangan.
Manajer Komumasi Swimmy Spanyol, Nicole Arévalo, menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 berdampak positif terhadap platform ini. "Saat itu, keluarga enggan mandi di kolam renang umum, karena lebih sulit menjaga kebersihan," katanya mengutip Express UK.
Penduduk yang menawarkan penyewaan kolam renang pribadinya biasanya memperoleh penghasilan 1.000 euro atau setara Rp17,2 juta per musim panas, namun beberapa dari mereka dapat memperoleh hingga 10.000 euro(Rp172 juta).
Untuk saat ini Madrid memimpin dalam jumlah kolam renang yang terdaftar di aplikasi tersebut, terdaftar sekitar 140, dan Barcelona berada di urutan kedua dengan 130 kolam renang.
Mercedes Rodríguez, salah satu penduduk lokal Madrid yang menyewakan kolam renangnya kepada pengunjung. Ia mulai menggunakan aplikasi tersebut pada 2021. Ia mengaku sejak Juni ia telah meraup uang sekitar 2.000 euro (Rp34 juta) dari 30 hingga 35 orderan.