“Pada saat yang sama, menurut saya, biarlah kebaya hidup dengan tren fesyen yang ada. Karena budayanya harus masuk dengan lancar, masuk secara diam-diam, tapi di saat yang sama kita juga bisa memperkenalkan standar kebaya,” imbuhnya.
Didiet mengungkapkan, banyak anak muda masa kini yang mengungkapkan kebanggaannya terhadap kebaya dengan cara dan seleranya masing-masing, meski tidak selalu mengikuti standar klasik kebaya.
Padahal, menurutnya, hal ini menjadi pertanda baik agar generasi muda khususnya generasi Z (Gen Z) tidak malu memakai dan menampilkan budaya negaranya, dalam hal ini kebaya.
“Jika kita ingin menghadirkan kebaya kepada generasi muda, jika kita ingin berbicara kepada generasi tersebut, kita harus berbicara dalam bahasa mereka. Jadi tidak ada masalah bagi mereka untuk bebas berekspresi di Kebaya,” kata Didiet.
(Martin Bagya Kertiyasa)