LINIMASA media sosial X atau Twitter belakangan sedang diramaikan dengan jasa joki Strava. Bahkan, banyak yang menawarkan jasa joki lari tersebut bagi mereka yang ingin ‘flexing’ alias pamer total langkah atau lari di sosial media.
Bahkan, dalam cuitan di salah satu akun Twitter disebutkan, bahwa harga jasa joki Strava itu menyesuaikan jarak tempuh yang ingin dipamerkan.
“Btw aku buka joki strava yahh!! tapi yang lari sodaraku yang jago larii, price menyesuaikan pace, km dan dl yahh!! bisa dm akyuuu..” tulis akun X @ha*****
Sebagai informasi, Strava sendiri adalah layanan pelacakan kebugaran dan olahraga yang memiliki fungsi utama melacak hasil olahraga. Layanan ini memungkinkan penggunanya untuk untuk melacak aktivitas lari, bersepeda, dan hiking mereka dengan memanfaatkan data GPS.
Penggunanya dapat merekam dan meninjau aktivitas, lalu membagikannya kepada teman dan memberikan ‘Kudos’ (mirip dengan memberikan ‘suka/like’ pada sosial media lain)
Fenomena joki Strava ini lantas viral dan bikin netizen dibuat geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak, mereka kini dibuat tak habis pikir karena pencapaian olahraga seperti hasil rute lari pun kini ada jokinya.
“Awokawoakwoakwo nista banget kalian yang olahraga lari demi konten,” ujar @la****
“Strava saja pake joki, sekompetitif itu ya orang orang,” timpal @fr*****
“Semenjak ada perjokian Strava ini, HRD mesti pikir-pikir lagi kalau mau adain kompetisi healthy lifestyle dikantor,” tutur @ta****
“Lahan bisnis baru buat yang suka lari wkwkw,” kata @zx*****
Bahkan, fenomena joki Strava ini turut membuat Dokter Spesialis Jantung, dr. Furqon Satria ikut buka suara. Ia mengaku tak habis pikir dengan fenomena tersebut.
Menurutnya fenomena joki Strava tersebut muncul, akibat banyak orang yang hanya ingin ikut-ikutan dengan olahraga yang sedang menjadi tren alias FOMO dan cenderung haus akan pengakuan sosial.
Padahal, secara alami, olaharaga terbaik adalah olahraga yang memang dilakukan sendiri oleh orang tersebut.
“Joki strava. Baru denger, akibat dari olahraga cuma FOMO dan mencari pengakuan sosial. Padahal olahraga yg terbaik adalah yg dilakukan,” ujar dr.Furqon, dikutip dari akun Twitter pribadinya, @fsapradana,
Fenomena ini juga mendapat sindiran keras dari seorang pelatih lari, F.X Mario. Melalui cuitan di akun X miliknya, ia menyindir para pelari yang memakai joki ini.
“Dari pada pake joki strava buat pamer lari kan mending dikerjain sendiri. Kalau cuma mau dipuji kencang / jauh ya tinggal naik ojek,” serunya di akun Twitter @fxmario.
(Rizky Pradita Ananda)