“Sangat menyedihkan bahwa pemandian tersebut ditutup karena perilaku yang mengganggu,” kata salah satu netizen.
“Terlalu banyak orang yang merasa berhak hanya karena mereka membayar biaya. Orang-orang yang bekerja di industri jasa pasti mengalami masa yang sangat sulit,” tambah warganet lain.
Sang pemilik juga menyampaikan rasa terima kasihnya dan berharap para pengunjung pemandian umum tetap menjadi pelanggan dengan tulus melalui pemberitahuan penutupannya.
(Foto: The Onsen Magazine)
“Saya berasumsi akan ada banyak orang yang menggunakan pemandian umum dan fasilitas pemandian lainnya di masa depan. Saya meminta mereka agar tetap menjadi pelanggan dengan tulus,” tulisnya.
Dalam survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan yang diterbitkan pada tanggal 17 Mei 2024, ditemukan sebanyak 27,9 persen perusahaan telah mengumpulkan laporan dari karyawannya mengenai pelecehan yang dilakukan oleh pelanggan selama tiga tahun terakhir.
(Rizka Diputra)