Gaji Dokter Gadungan Timnas Indonesia, Elwizan Aminudin
GAJI dokter gadungan timnas Indonesia, Elwizan Aminudin sempat menjadi sorotan publik setelah munculnya kontroversi. Elwizan Aminudin atau dikenal Dokter Amin merupakan seseorang dokter gadungan yang sempat menangani sembilan tim sepakbola.
Sembilan tim yang sempat menjadi korban dokter gadungan ini yakni Persita Tangerang, Barito Putra, Timnas Indonesia U-19, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, lalu kembali lagi ke Timnas Indonesia U-19, Kalteng Putra dan terakhir PSS Sleman. Meski demikian, dia telah menimbulkan keraguan terhadap keabsahan kualifikasinya serta layanan medisnya.
Melansir dari berbagai sumber pada Rabu (1/5/2024), konon gaji dokter gadungan timnas Indonesia, Elwizan Aminudin ini sebesar Rp15 juta saat menangani klub-klub tersebut. Namun, gaji tersebut tidak sebanding dengan kualifikasi, pengalaman, dan tanggung jawab yang dimilikinya.
Sekedar informasi, dokter di bidang olahraga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kinerja atlet, termasuk di timnas Indonesia.
Selain itu, dokter staf medis timnas Indonesia biasanya memiliki tanggung jawab yang luas, termasuk merawat cedera atlet, memberikan perawatan prapertandingan dan pascapertandingan, serta mengelola program kesehatan dan kebugaran untuk pemain.
Tanggung jawab ini membutuhkan keterampilan medis dan pengetahuan yang mendalam tentang olahraga, kesehatan fisik, dan rehabilitasi cedera. Namun, kenyataannya Elwizan tidak memiliki latar belakang yang memadai dalam bidang ini.
Kehadirannya sebagai dokter staf medis timnas Indonesia sempat tidak relevan dan bahkan berbahaya bagi kesehatan para pemain. Pria kelahiran 1982 asal Bireuen, Aceh itu kerap kali memberikan diagnosis tidak tepat kepada beberapa pemain timnas Indonesia yang mengalami cedera.
Selain itu, nama Elwizan Aminudin juga telah diketahui tidak ada di dalam daftar aplikasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Untuk itu, gaji yang diterimanya dapat menjadi sorotan publik, terutama jika dia ternyata tidak memiliki kualifikasi yang tepat.
