"Tradisi menerbangkan balon udara adalah bagian dari kearifan lokal Jawa Tengah dan Jawa Timur yang kami hormati, selama dilakukan dengan cara yang aman," tegas Aulia.
Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid menyebut sebelum adanya festival balon tambat Pekalongan, pihaknya selalu menyita 300-400 balon udara liar siap terbang dari warga.
"Ini bisa membahayakan kita. Apalagi ternyata lalu lintas langit Pekalongan paling padat nomor 2, dengan 3.000 penerbangan tiap harinya," jelasnya.
(Foto: Suryono Sukarno/MPI)
Sementara, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Azizatun Azhimah menekankan, kontribusi festival ini terhadap ekonomi lokal.
"Kegiatan ini tidak hanya mempromosikan pariwisata, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan melalui program kewirausahaan yang kami dukung," ujar Azizatun.
(Rizka Diputra)