Sementara tingginya sekitar lima meter dengan sebagian memiliki atap. Di dalamnya terdapat kerbau yang sudah dihias. Ada untaian bunga yang dikalungkan di tanduk dan leher kerbau.
Untuk memancing kemarahan, harimau akan disundut memakai kayu yang terbakar dan disiram air panas. Sedangkan bagi kerbau di atas kulitnya ditebari cabai dan daun jelatang.
Daun ini diketahui bisa membuat gatal dan iritasi. Jika kalah, maka kerbau akan ditarik keluar dan diganti. Dalam laporan lain, jika penampilan harimau dalam bertarung kurang bagus, juga akan diganti.
(Foto: Rossi et al. 2020)
Prosesi kedua, yaitu rampog macan. Ini adalah pertarungan yang tidak seimbang antara harimau dan ribuan manusia bersenjata.
Alun-alun telah dipenuhi sekitar 2.000-3.000 orang bersenjatakan tombak, sebagian ujungnya diberi racun. Mereka berbaris dari tiga hingga empat lapis.
Sebagian dari mereka disebutkan berasal dari orang Belanda dan China. Barisan paling depan akan menghunus tombaknya menghadap ke depan. Sementara barisan paling belakang memposisikan tombaknya berdiri.
(Rizka Diputra)