Disamping itu, Semar di sini juga menyimbolkan kekuasaan yang pada intinya Semar si pemegang kekuasaan tidak diperbolehkan mendem atau berlebihan alias mabuk kekuasaan. Jabatan yang dipegang Semar haruslah disalurkan pada kebaikan dan mengayomi rakyat.
Semar Mendem tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki makna budaya yang dalam. Kudapan ini menjadi bagian dari tradisi kuliner Jogja yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Makanan ini sering dijumpai dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, selametan, atau acara penting lainnya. Semar Mendem juga sering dijadikan oleh-oleh khas Jogja yang populer bagi wisatawan yang berkunjung ke kota ini.
(Endang Oktaviyanti)