POLUSI udara parah dan cuaca panas yang terjadi di Indonesia, contohnya di Jabodetabek beberapa waktu belakangan ini menimbulkan masalah kesehatan serius. Bukan hanya pernapasan, tapi juga kesehatan kulit, sebagai organ terluas dan organ pertama yang terpapar polusi udara.
Tahukah Anda, gatal dan iritasi merupakan salah satu masalah kesehatan yang mulai banyak ditemukan akibat polusi yang meningkat. Dijelaskan dokter Spesialis Dermatologi Venereologi, dr Eko Prakoso Wibowo, Sp. DVE, masalah kulit gatal banyak dialami oleh generasi Z atau seseorang yang berada di rentang usia 13 sampai 27 tahun yang merupakan usia produktif saat ini.
“Beberapa hal yang menjadi faktor seringnya generasi Z mendapatkan serangan gatal, karena di usia produktif generasi Z cenderung lebih aktif melakukan kegiatan di outdoor. Sehingga terpapar matahari dan polusi,” jelas dr. Eko, saat ditemui dalam acara Media Briefing Klinik Pramudia, di Menteng, Jakarta, Rabu (22/11/2023)
Lebih lanjut, masalah kedua karena adanya gaya hidup kurang sehat seperti makan makanan cepat saji dan minuman manis, dan yang ketiga berkaitan dengan stres yang banyak dialami oleh generasi Z sekarang.
Biasanya timbul akibat kehidupan sehari-hari seperti kegiatan sekolah, bekerja, yang mana semua itu akan berkesinambungan dengan waktu istirahat atau waktu tidur.
Menurut dr. Eko, rasa gatal tidak hanya menimbulkan kondisi tidak nyaman tetapi juga menjadi salah satu gejala dari berbagai permasalahan kulit lainnya. Sebut saja yang tersering alias terbanyak ditemukan syakni eksim, infeksi jamur, dan akne vulgaris.
“Gejala gatal seringkali dicetuskan dan bertambah parah oleh kondisi tertentu. Contohnya cuaca panas itu, bisa meningkatkan aktivitas kelenjar minyak. Sehingga menyebabkan kambuhnya eksim tipe seboroik,” jelasnya lagi.
Sedangkan untuk masalah iritasi dan stres bisa memicu dermatitis atopik, yang dalam beberapa kasus mungkin akan menimbulkan masalah kulit lainnya seperti dermatitis kontak alergi dan neurodermatitis, yang mana semua ini diawali dengan rasa gatal.
Selain itu, infeksi jamur yang disebut dr. Eko jadi penyakit yang berhubungan erat dengan iklim. Di Indonesia sendiri, prevalensi kasus infeksi jamur masih sangat tinggi, karena berhubungan dengan iklim dan kelembapan tinggi di daerah-daerah Indonesia.
“Terkait infeksi jamur ini, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Misalnya memastikan pakaian dalam keadaan kering dan bersih, menghindari pakaian terlalu ketat dan pilihlah pakaian dengan bahan yang mudah menyerap keringat,” pungkas dr Eko.
(Rizky Pradita Ananda)