Aneka wastra tersebut terangkai indah, apalagi dibalut dengan varian aksesoris yang terbuat dari bahan-bahan asli Indonesia, yang sebagian besarnya merupakan bagian dari upaya pengolahan limbah. Mulai dari sisa perca kain, kayu-kayuan, logam, bebatuan dan manik-manik, hingga olahan sisa dari biota laut seperti kerang, keong dan tiram.
Aksesoris yang hadir untuk mempercantik koleksi kali ini, ada yang merupakan perlengkapan asli adati, maupun yang telah diolah secara kontemporer. Misalnya kalung dan ikat kepala khas Mentawai, aneka tas dan obi dari Dayak, Toraja, Timor dan Sumba (yang sebagian di antaranya dialihfungsikan sebagai aksesoris kepala), dan juga mahkota ‘Bula Molik’ khas Timor, yang menjadi pembuka, sekaligus penutup fesyen show kali ini.
(Rizky Pradita Ananda)