Sedangkan dari Pulau Jawa, ada Suat Songket dan Samata Baduy, serta Lurik Jepara. Kemudian ada pula Tenun Ikat dari Dayak Sintang, Sekomandi Antik dari Mamuju Sulbar, Lukis Tangan Toraja, serta Wastra Papua berupa Tenun Terfo hingga Lukis Serat Kayu Khombow nan hampir punah.
(Foto: MPI/Wiwie)
Terakhir, dari wilayah Sunda Kecil, ada Bordir dan Batik Airbrush Bali, Songket Lombok, serta aneka ragam tenun dari 'provinsi seribu wastra', Nusa Tenggara Timur. Sebut saja misalnya Tenun Ikat Ende-Maumere, Songke Manggarai. Kemudian ada juga wastra indah dari Tanah Humba yakni Hinggi, Pahikung, hingga Sulam Kerang Witikau dan Serat Kayu Pakambuli Tada Liku nan jua hampir tiada.
Masih belum berhenti di situ, masih ada keindahan Wastra Buna-Sotis-Naisa asli Timor, hingga akhirnya ditutup dengan Futus Miomaffo motif Garuda Pancasila, lengkap dengan “Bhinneka Tunggal Ika”-nya ini, menjadi akhir yang manis dalam rangkaian show "Tenun Berkisah".
Motif Garuda Pancasila di akhir, seakan mengisyaratkan makna dari ‘Bhinneka Tunggal Ika’ itu sendiri, yakni walau tiap daerah memiliki perbedaan ciri khas wastranya masing-masing, namun tetap satu Indonesia.