GELARAN hari kedua Spotlight Indonesia 2023 yang digelar di Pos Bloc, Jakarta, Jumat, (17/11/2023), kembali menampilkan sederet koleksi wastra yang mengusung konsep sustainable fashion.
Salah satunya, yakni koleksi tenun dari L'Mira Ethnique yang bertajuk "Tenun Berkisah". Pada pagelaran busana kali ini, lini jenama tersebut menampilkan wastra tradisional yang mewakili hampir seluruh bagian Indonesia.
Sebagiannya didapatkan langsung dari para penenun di berbagai pelosok daerah di Indonesia, untuk kemudian diolah menjadi busana ready to wear. Desain L'Mira Ethnique ini, selain all size friendly karena bercutting longgar, juga ramah alias mudah dipakai oleh bumil (ibu hamil) dan busui (ibu menyusui)
Menariknya, konsep L'Mira Ethnique juga memiliki signature design ‘Baju Etnik 2 Sisi’. Di mana sebagian besar bajunya, bisa dipakai dengan 2 looks atau bahkan lebih! Contohnya depan-belakang, atau luar-dalam, atau bisa dipakai sebagai singledress mau pun outerwear sekaligus, sebagaimana yang dipertunjukkan pada fashion show kali ini. Multifungsi sekali bukan?
BACA JUGA:
(Foto: MPI/Wiwie)
Dari pantauan MNC Portal langsung di lokasi, fashion show "Tenun Berkisah" ini menampilkan padu-padan ragam wastra yang begitu mewakili Indonesia. Mulai dari Sumatera, bisa terlihat terdapat kain dari Aceh Tenggara, Ulos Batak, Songket Pandai Sikek Sumbar, hingga Kain Tampan motif Kapal, khas Lampung Lawas.
Sedangkan dari Pulau Jawa, ada Suat Songket dan Samata Baduy, serta Lurik Jepara. Kemudian ada pula Tenun Ikat dari Dayak Sintang, Sekomandi Antik dari Mamuju Sulbar, Lukis Tangan Toraja, serta Wastra Papua berupa Tenun Terfo hingga Lukis Serat Kayu Khombow nan hampir punah.
(Foto: MPI/Wiwie)
Terakhir, dari wilayah Sunda Kecil, ada Bordir dan Batik Airbrush Bali, Songket Lombok, serta aneka ragam tenun dari 'provinsi seribu wastra', Nusa Tenggara Timur. Sebut saja misalnya Tenun Ikat Ende-Maumere, Songke Manggarai. Kemudian ada juga wastra indah dari Tanah Humba yakni Hinggi, Pahikung, hingga Sulam Kerang Witikau dan Serat Kayu Pakambuli Tada Liku nan jua hampir tiada.
Masih belum berhenti di situ, masih ada keindahan Wastra Buna-Sotis-Naisa asli Timor, hingga akhirnya ditutup dengan Futus Miomaffo motif Garuda Pancasila, lengkap dengan “Bhinneka Tunggal Ika”-nya ini, menjadi akhir yang manis dalam rangkaian show "Tenun Berkisah".
Motif Garuda Pancasila di akhir, seakan mengisyaratkan makna dari ‘Bhinneka Tunggal Ika’ itu sendiri, yakni walau tiap daerah memiliki perbedaan ciri khas wastranya masing-masing, namun tetap satu Indonesia.
Aneka wastra tersebut terangkai indah, apalagi dibalut dengan varian aksesoris yang terbuat dari bahan-bahan asli Indonesia, yang sebagian besarnya merupakan bagian dari upaya pengolahan limbah. Mulai dari sisa perca kain, kayu-kayuan, logam, bebatuan dan manik-manik, hingga olahan sisa dari biota laut seperti kerang, keong dan tiram.
Aksesoris yang hadir untuk mempercantik koleksi kali ini, ada yang merupakan perlengkapan asli adati, maupun yang telah diolah secara kontemporer. Misalnya kalung dan ikat kepala khas Mentawai, aneka tas dan obi dari Dayak, Toraja, Timor dan Sumba (yang sebagian di antaranya dialihfungsikan sebagai aksesoris kepala), dan juga mahkota ‘Bula Molik’ khas Timor, yang menjadi pembuka, sekaligus penutup fesyen show kali ini.
(Rizky Pradita Ananda)