Salah satu survei terbaru yang melibatkan lebih dari empat ribu orang dengan migrain menunjukkan bahwa 89 Persen diantaranya menjadi sensitif terhadap cahaya selama terkena migrain.
Bahkan baru-baru ini peneliti dari University of Michigan menemukan bahwa fluktuasi dopamin yang dilepaskan oleh otak dapat mempengaruhi gerakan, emosi, dan kesenangan, diantara fungsi-fungsi lainnya.
Sehingga hal itu menjelaskan mengapa penderita migrain akan mengalami sensitivitas terhadap cahaya selama terkena migrain serta reaksi menyakitkan lainnya terhadap sentuhan, suara, dan penciuman.
Untuk itu, adapun beberapa pilihan untuk mengobati sensitivitas cahaya terkait migrain. Beberapa diantaranya dengan menggunakan kacamata hitam saat berada di luar ruangan, mengenakan topi, mengganti bola lampu, dan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan.
(Leonardus Selwyn)