Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terlalu Lama Terpapar Sinar Matahari? Ini Bahaya Kesehatan yang Mengintai

Chindy Aprilia Pratiwi , Jurnalis-Selasa, 10 Oktober 2023 |02:00 WIB
Terlalu Lama Terpapar Sinar Matahari? Ini Bahaya Kesehatan yang Mengintai
Bahaya terlalu lama terpapar sinar matahari. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

TERLALU lama terpapar sinar matahari langsung ternyata memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Sebuah penelitian menemukan bahwa paparan sinar matahari langsung yang berkepanjangan dapat merusak kinerja motorik dan kognitif seseorang.

Menurut laman Cordis, Selasa (10/10/2023), suhu yang tinggi dapat menyebabkan seseorang merasa lelah karena tubuh menjadi tidak seperti biasanya. Sinar matahari yang terik juga akan berdampak juga terhadap gangguan otak.

Hal ini dikarenakan paparan sinar matahari yang berkepanjangan dapat merusak sistem kerja otak manusia. Paparan yang terjadi pada kepala dan leher akan memicu peningkatan suhu inti sebesar satu derajat celcius dan gangguan signifikan lainnya dari kinerja tugas motorik dan dominasi kognitif.

Salah satu studi dalam jurnal ilmiah mengatakan kognisi ini mengacu pada kemampuan mental dan proses yang terlibat dalam memperoleh dan memproses informasi yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

Hal ini termasuk kepada memori, pengetahuan, penalaran, pemecahan masalah, dan pemahaman. Sehingga temuan ini menyoroti dampak tekanan panas lingkungan dan perlindungan spesifik kepala, atas pemanasan radiasi matahari yang terjadi pada bagian leher dan kepala.

Terik matahari

Selain itu, menurut TheraSpecs seseorang yang terlalu lama terkena paparan sinar matahari berisiko terkena migrain. Sebanyak 38 juta orang di AS terkena migrain dengan 80 Persen hingga 90 Persen diantaranya mengalami sensitivitas yang ekstrem dan seringkali merasa sakit terhadap cahaya.

Sensitivitas migrain ini dapat menghasilkan rasa sakit dan ketidaknyamanan selama dibawah terik cahaya matahari. Hal itu dikarenakan kecerahan, intensitas, serta panjang selombang cahaya yang dihasilkan.

Salah satu survei terbaru yang melibatkan lebih dari empat ribu orang dengan migrain menunjukkan bahwa 89 Persen diantaranya menjadi sensitif terhadap cahaya selama terkena migrain.

Bahkan baru-baru ini peneliti dari University of Michigan menemukan bahwa fluktuasi dopamin yang dilepaskan oleh otak dapat mempengaruhi gerakan, emosi, dan kesenangan, diantara fungsi-fungsi lainnya.

Sehingga hal itu menjelaskan mengapa penderita migrain akan mengalami sensitivitas terhadap cahaya selama terkena migrain serta reaksi menyakitkan lainnya terhadap sentuhan, suara, dan penciuman.

Untuk itu, adapun beberapa pilihan untuk mengobati sensitivitas cahaya terkait migrain. Beberapa diantaranya dengan menggunakan kacamata hitam saat berada di luar ruangan, mengenakan topi, mengganti bola lampu, dan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan.

(Leonardus Selwyn)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement