Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menguak Kisah Kanibalisme di Eropa, Jenazah Manusia Bukannya Dikubur tapi Dimakan

Wahyu Sibarani , Jurnalis-Kamis, 05 Oktober 2023 |17:02 WIB
Menguak Kisah Kanibalisme di Eropa, Jenazah Manusia Bukannya Dikubur tapi Dimakan
Tulang-belulang yang ditemukan di Gua Gough, Inggris menjadi bukti adanya penguburan jenazah dengan metode kanibalisme di Eropa kuno. (Foto: IFL Science)
A
A
A

MANUSIA memiliki banyak cara dalam menguburkan jenazah. Hanya saja cara masyarakat kuno Eropa pada 15.000 tahun yang lalu dalam menguburkan jenazah ternyata bisa bikin kaget semua orang.

Dikutip dari IFL Science, Kamis (5/10/2023), penelitian yang dilakukan oleh Dr Silvia Bello dari Natural History Museum (NHM), London, Inggris justru menyimpulkan adanya cara penguburan jenazah yang tidak biasa yang dilakukan oleh masyaraka kuno Eropa pada 15.000 tahun lalu. Tepatnya masyarakat kuno Eropa yang hidup di masa Paleolitik Atas.

Hal itu didapat berdasarkan penemuan tulang-belulang yang ada di Gua Gough, Inggris. Di gua yang ada di wilayah Inggris barat daya itu terdapat tanda-tanda kanibalisme yang jelas.

 BACA JUGA:

Tulang-belulang itu mengalami bekas pemotongan dan bekas gigi manusia yang menunjukkan bahwa ujung tulang jari kaki dan tulang rusuk pernah digerogoti hingga habis. Hanya saja menurut penelitian itu kanibalisme dilakukan bukan sebagai insting untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Justru kanibalisme dilakukan sebagai bagian dari budaya penguburan. Pola zigzag yang disengaja pada tulang-belulang yang tertinggal merupakan indikasi adanya ritual.

“Kami menafsirkan bukti arkeologi bahwa kanibalisme dipraktikkan beberapa kali di barat laut Eropa. Perilaku tersebut adalah bagian dari metoda penguburan di antara kelompok Magdalenian, dan bukan hanya dilakukan karena kebutuhan,” kata Dr Silvia Bello.

 Ilustrasi

Fosil yang ditemukan di Gua Gough, Inggris, bukti adanya penguburan jenazah dengan metoda kanibalisme. (IFL Science)

Budaya penguburan yang ekstrem itu menurut Dr Silvia Bello justru terjadi karena adanya pergantian zaman. Masyarakat Magdalenian yang hidup di Paleolitikum Atas diganti oleh kelompok Epigravettian.

Pergantian kelompok masyarakat itu membuat budaya penguburan jenazah dengan kanibalisme ditinggalkan.

 BACA JUGA:

"Perubahan itu merupakan proses difusi demik dimana populasi yang datang dan menggantikan populasi lain dan membawa perubahan dalam perilaku," terang Dr Silvia Bello.

Sementara IFL Science mengatakan proses penguburan jenazah yang ekstrem memang sudah jadi bagian dari kehidupan manusia yang terjadi sepanjang waktu berjalan. Manusia menurut mereka telah melakukan berbagai cara untuk menguburkan jenazah.

 Ilustrasi

Di Tibet, jenazah ditaruh di alam terbuka agar bisa dimakan oleh burung-burung pemakan bangkai. Kini di Amerika Serikat banyak orang memilih untuk dikuburkan dengan jadi pupuk kompoas.

"Ada juga metoda akuamasi yang ramah lingkungan dan pernah dipakai oleh keluarga Desmond Tutu," terang IFL Science.

Hanya saja tentu menurut IFL Science memakan jenazah seperti yang dilakukan masyarakat kuno Eropa pada 15.000 tahun lalu tentu jadi satu hal yang sangat radikal dan berbahaya jika dilakuan sekarang.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement