SUKU Afar merupakan masyarakat yang berada di wilayah Ethiopia. Penduduk tersebut tinggal di wilayah yang terdiri atas beberapa negara, namun tidak memiliki hak politik dan perbatasan di negara itu.
Wilayah ini memiliki suhu yang cukup panas dan menjadikan Danau Afar sebagai komoditas utama untuk bertahan hidup dalam pekerjaan mereka sehari-hari.
Perdagangan garam ini meliputi para pedagang dari seluruh Ethiopia, sehingga mereka mampu untuk menjual garam tersebut untuk mendapatkan upah.
Namun, harga tumpukan garam ini dinilai cukup murah, hal itu juga yang membuat penduduk suku ini mendapat perlakuan tidak adil.
Berikut Okezone rangkumkan 5 fakta unik Suku Afar di Ethiopia;
1. Bersifat nomaden
Masyarakat suku Afar merupakan sekelompok yang tinggal di wilayah Ethiopia, wilayah tersebut dikenal juga sebagai 'Tanah Kematian' yang cukup kejam di dunia. Dengan latar belakang kehidupan yang sulit, sehingga mereka memiliki sifat yang tegas dan tidak ramah.

(Foto: IG/@catalintrip)
2. Mayoritas penduduk penambang garam
Terdapat sebuah danau yaitu Danau Afar yang dikenal sebagai dataran garam yang tidak dapat dilewati oleh air hujan. Wilayah ini juga masuk bagian dari Danakil yang terletak di Ethiopia, dan membentang sekitar 60.000 km persegi, serta berada di ketinggian 130 meter di bawah permukaan laut.
Dataran ini merupakan tempat di mana para penduduk setempat menambang garam untuk dijual. Mereka akan bekerja dari pagi hingga sebelum matahari terbenam, jarak danau ini juga cukup jauh dari tempat tinggal mereka.
3. Sebuah tradisi
Pekerjaan ini cukup melelahkan karena mereka harus bekerja saat kondisi cuaca yang cukup panas, tak hanya itu jumlah upah yang mereka dapat juga tidak sebanding dan cukup kecil yaitu sekitar 1 Birr atau Rp278.000 untuk setiap ubin garam yang dihasilkan.
Sementara, untuk setiap harinya mayoritas penambang dapat menghasilkan sekitar 200 ubin. Namun, bagi mereka hal ini dianggap sebagai pekerjaan yang realistis walaupun hanya mendapatkan upah yang cukup kecil.
Faktanya, perdagangan ini adalah bagian dari budaya mereka yang dipertahankan dan telah diwariskan sejak dulu. Karena itu, penduduk Afar selalu menolak pihak luar untuk membangun sebuah perusahaan di sekitar wilayah ini.