ERITREA merupakan negara kecil di Afrika Timur yang berbatasan dengan Sudan, Ethiopia, Djibouti, dan Laut Merah. Eritrea memang sangat tidak terkenal bahkan banyak yang asing mendengar namanya.
Maklum, negara tersebut sangat membatasi diri dengan dunia luar dan jauh dari pengaruh modern. Padahal sisi pariwisatanya sangat menjanjikan karena Eritrea punya alam yang indah dengan pemandangan pantai Laut Merah, gurun, pegunungan cantik, budaya musik, tarian khas, hingga kuliner lezat
Tapi, Eritrea bukan negara demokratis. Dipimpin oleh Isaias Afewerki sejak 1993, pemerintahannya sangat otoriter dan represif. Menjalanakan peraturan yang sangat ketat dan membatasi informasi untuk rakyatnya. Pengkritik pemerintah dibungkam.
Koneksi jaringan internet di Eritrea tergolong yang terburuk di dunia. Tak ada kebebasan dalam berkomunikasi termasuk dalam memperoleh perangkat elektronik.
BACA JUGA:
Penggunaan ATM untuk menarik uang tak semudah di Indonesia. Pemerintah memonopoli impor smartphone. Sehingga, penduduk Eritrea yang memiliki handphone sangat sedikit akibat harganya yang sangat mahal, bisa mencapai USD1.000 atau sekitar Rp15 juta.
Berikut 7 fakta menarik Eritrea seperti dilansir dari Agricultural News.
1. Negara dengan jaringan internet terburuk di dunia
Meskipun, perkembangan teknologi semakin berkembang namun hal tersebut tidak berlaku bagi penduduk di negara Eritrea. Sebab, sebagian penduduk disana cukup sulit untuk dapat mengakses internet, bahkan mereka juga tidak memiliki smartphone karena harga jual yang sangat mahal.
Ilustrasi
Menurut statistik internet pada tahun 2018, bahwa tingkat penggunaan internet di negara ini sangatlah kecil yaitu sekitar 71 ribu pengguna atau sekitar 1,3 persen dari jumlah populasi penduduk di Eritrea sebesar 6 juta jiwa.
2. Sistem layanan internet termahal di dunia
Faktanya, pemerintah melakukan monopoli hampir di setiap bidang di negara ini seperti internet, kegiatan impor, dan lainnya. Sehingga, menyebabkan harga jual menjadi tinggi dan masyarakat cukup sulit untuk mendapatkannya.
BACA JUGA:
Seperti halnya dalam penggunaan layanan internet, yang dibanderol sekitar $2.666 atau Rp40.800.000 untuk per bulan. Padahal, harga tersebut tidak sebanding dengan kualitas yang didapatkan seperti kecepatan download dan upload hanya berkisar 1-2 mbps.
3. Pemerintah melakukan monopoli
Jaringan internet juga dibatasi oleh pemerintah, terbukti dari jenis kartu SIM yang dapat digunakan hanyalah milik negara yaitu kartu Eriter.
SIM tersebut diklaim dapat digunakan untuk layanan telepon, SMS, dan akses internet. Namun, masyarakat harus melakukan proses pendaftaran kepada pemerintah agar dapat menggunakan eriter tersebut. Karena itu, bagi masyarakat akses internet merupakan salah satu keuntungan besar jika dapat dimiliki.
4. Peraturan yang ketat
Selain membatasi dalam penggunaan internet, pemerintah juga melakukan pengawasan untuk melacak aktivitas penduduknya. Bahkan, tak segan untuk memblokir situs web dan aplikasi yang digunakan seperti web independen dan sosial media.
BACA JUGA:
Namun, pemerintah melakukan hal tersebut bertujuan untuk menghukum oknum-oknum yang mengkritik sistem pemerintahan Eritrea atau pihak-pihak yang dapat membahayakan bagi negaranya.