PRAMUGARI memang biasanya menggunakan rok dengan belahan cukup tinggi sampai menyentuh paha. Banyak orang mengira pakaian ini sengaja dibuat untuk fashion dan daya tarik semata, tapi ada fungsi lain di baliknya loh.
Kalau Anda berpikir ini hanya demi penampilan terlihat menarik atau bahkan seksi, sebenarnya ini tidak benar. Memang benar desain seragam pramugari memikirkan unsur estetika karena mereka merupakan frontliner, namun yang tak kalah penting adalah keselamatan.
Jadi apa hubungannya antara belahan rok tinggi pramugari dengan keselamatan? Seorang flight attendant alias pramugari bernama Destyana membongkar alasannya.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut, perlu diingat bahwa tugas seorang pramugari tidak lain untuk memastikan keselamatan penumpang, terutama dalam kondisi darurat.
"Pada saat keadaan darurat dan membutuhkan proses evakuasi, pramugari harus mengevakuasi atau mengeluarkan semua penumpang dari pesawat dalam waktu tidak lebih dari 90 detik, alias 1 menit lebih 30 detik," kata Destyana, dikutip dari Twitter.
Tentunya evakuasi darurat yang butuh gerakan sat set tidak bisa dilakukan jika pramugari memakai rok yang rapat tanpa belahan sama sekali. Ya, benar, sampai sini bisa dipahami kalau belahan rok tersebut didesain agar si pemakai bisa gerak lebih leluasa.
Apapun bentuk desain seragam pramugari suatu maskapai, itu bukanlah sebuah masalah. Selama, seragam mereka tidak mengganggu jalannya evakuasi di kondisi darurat.
Seragam pramugari pun tidak bisa diubah sembarangan loh. Jangan dipikir mengubah desain seragam pramugari adalah hal yang sederhana. Kenyataannya, Destyana mengatakan tidak semudah itu.
Desain seragam harus melalui uji coba dari pihak kementrian perhubungan udara (DGCA). Nantinya, pihak tersebut bakal melakukan simulasi keadaan darurat yang dilakukan pramugari dalam balutan desain seragam baru.
"Yang akan lebih ditekankan adalah, apakah awak kabin mampu mengevakuasi seluruh penumpang dalam waktu 90 detik menggunakan seragam baru tersebut," tulis Destyana
Antara lain, para pramugari harus berlari cepat, mengoperasikan pintu dan jendela darurat dengan cepat, melompat diatas slide, melewati jendela darurat, dan pastinya membantu penumpang dalam waktu singkat.
Terdengar mudah memang, padahal jika satu orang saja gagal, seragam baru harus dikaji ulang. Seragam perlu dirubah dari segi belahan rok, model, dan sebagainya.
(Martin Bagya Kertiyasa)