VIRUS nipah kini sedang ramai menjadi perbincangan banyak orang setelah menelan dua korban di India beberapa waktu lalu, kini akibatnya India dikabarkan melakukan pembatasan pertemuan publik, bahkan menutup beberapa sekolah.
Dr. dr.Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) selaku dokter spesialis paru mengatakan virus ini dapat menular ke manusia melalui kontak dengan cairan tubuh kelelawar dan babi yang terinfeksi, sehingga menyebabkan gejala sakit kepala, batuk, demam, muntah, dan infeksi saluran pernapasan. Kasus terparahnya dapat menyebabkan peradangan otak, bahkan dapat berkembang menjadi koma.
Lalu apakah virus ini mematikan?
Menurutnya, virus ini memiliki tingkat kematian antara 40-75%. Bahkan pada tahun 1998 di negara Malaysia dan Singapura.
“Nipah menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal. Pada 2018, wabah di Kerala merenggut 21 nyawa,” kata dr Erlina, dikutip dalam akun X miliknya @erlinaburhan, Selasa (19/9/2023).
BACA JUGA:
Belum ada vaksin untuk mencegah atau menyembuhkan infeksi ini sehingga menjadi salah satu penyebab virus Nipah juga terus berkembang. Perawatan yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan memberikan perawatan suportif. Namun para ahli masih sedang mengembangkan antibodi monoklonal.