KEPALA Organisasi Riset Ilmu Hayati dan Lingkungan BRIN, Iman Hidayat mengatakan masih ada kendala dalam dunia penelitian Indonesia untuk bisa maju. Hal tersebut lantaran ketertinggalan pemanfaatan teknologi.
“Indonesia apa sih yang kita punya, untuk menjadi modal dasar pembangunan. Kita punya kekayaan hayati yang luas, maritimnya luas. Hutan dan seterusnya. Itu modal dasar kita,” ujar Iman, dalam wawancara eksklusif yang baru-baru ini dilakukan di JS Luwansa Hotel, Jakarta beberapa waktu lalu.
“Kan sekarang kondisinya kita kaya, tanah kita subur. Tapi memang kita cukup tertinggal nih dalam konteks penguasaan teknologi dan pemanfaatan kekayaan alam,” tuturnya.
Iman memberi contoh produksi benang silk. Indonesia kebanyakan masih mengandalkan produksi konvensional seperti pemanfaatan ulat sutra. Tapi, di negara maju peneliti sudah berhasil menciptakan benang sutra dari genom mikroorganisme.
"Pada saat negara-negara lain sudah bisa mengcreate, contoh benang, silk, hanya menggunakan mikroorganisme, jadi data genom, laba-laba kan dia menghasilkan jaring ya, si gen penghasil jaringnya dikeluarkan, dimasukkan ke mikroorganisme disimpan di fermentol, dihasilkan benang, ditarik, dispining jadi benang,” tuturnya.

“Pada saat negara maju sudah menggunakan data genom jadi produk, era data mining, kita masih konvensional. Nah itu kelemahan kita salah satunya,” katanya.
Tak hanya ketertinggalan dalam hal pemanfaatan kekayaan alam dan penguasaan teknologi, faktor selanjutnya yakni karena kondisi Indonesia yang merupakan negara maritim. Sehingga, para peniliti di Indonesia dituntut agar semakin ‘aware’ dan jeli dalam hal monitoring.
“Yang ketiga, kita negara kepulauan. Jauh sekali jaraknya. Kita perlu mengembangkan pengindraan. Karena kalau kita lemah dalam konteks pengindraan, riset-riset yang dulu dilakukan temen-temen di Lapan, bagaimana kita bisa memonitor,” paparnya.
Padahal, seperti disebutkan sebelumnya, Indonesia amat sangat kaya akan hayati, hutan, bahkan maritimnya. Ini modal yang baik untuk bisa menempatkan Indonesia di level atas bidang penelitian.
Dengan begitu, amat penting bagi para peneliti Indonesia untuk mahir memanfaatkan teknologi. Penguasaan teknologi untuk menghasilkan produk unggulan dari kekayaan Indonesia itu sendiri.