Bahkan Raden Ateng Kartadria telah menyiapkan sebanyak 17 ribu orang untuk mendukung pemberontakan tersebut. Sayang seribu sayang, informasi tentang rencana pemberontakan itu bocor.
Ironisnya, orang yang membocorkan rencana pemberontakan itu tak lain anak perempuan Pieter sendiri yang saat itu sedang dimabuk cinta dengan seorang prajurit mata-mata VOC.
VOC atas perintah Gubernur Jenderal Joan Van Horn lalu bergerak meringkus Pieter dan Raden Ateng beserta para pengikutnya. Mereka lalu dieksekusi dengan cara sadis.
Monumen Pieter Erberveld 1900-1918 (Foto: Ist)
Kedua tangan dan kaki Erberveld diikat pada empat ekor kuda, dan kemudian kuda tersebut dipecut untuk berlari ke arah berlawanan.
Akibatnya, kulit dan tubuh Pieter terkoyak hancur berantakan. Tak hanya itu, pemerintah VOC juga membuat tugu peringatan yang ditulis dalam Bahasa Belanda dan Jawa bercat putih.
Kurang lebih isi dari tugu peringatan tersebut sebagai berikut; "Catatan dari peringatan yang menjijikkan pada si jahil terhadap negara yang telah dihukum Peter Erberveld. Dilarang mendirikan rumah, gedung, atau memasang papan kayu, atau bercocok taman di tempat ini selamanya,".