Luciana menuturkan, ada cerita-cerita di luar logika yang ia alami dan dari cerita pengunjung. Beberapa boneka seperti memberikan sinyal bahwa hidup, dengan tatapan mata seperti lebih hidup, bahkan hingga menggerakkan anggota badannya.
"Ada yang nyapa pengunjung, tapi kebetulan pengunjung yang disapa juga nggak takut. Kadang jawil-jawil minta foto. Ada yang saya nggak beli, saya adopsi. Dia awalnya ada di Kediri, terus di Kediri dia ngganggu satu keluarga, nggak cocok di sana, terus saya bawa ke sini. Di sini dia baik karena banyak temannya juga," terangnya.
Dia mengakui bahwa hampir semua bonekanya ada penunggu makhluknya tapi ia tak ambil pusing karena makhluk tak kasat mata itu ia biarkan. Maka ia pun tak memiliki kewajiban memberikan makan bagi boneka-boneka tersebut.

"Hampir semua boneka saya boneka spirit, cuma bedanya boneka sayang saya nggak nangkap arwah, saya nggak masukin. Jadi mereka yang singgah sendiri, kapanpun mereka mau pergi ya pergi, jadi sayang nggak ada kewajiban juga kasih makan," urainya.
Ke depan ia berencana akan memperluas area kafenya. Sempat diakuinya dan beberapa masukan dari pengunjung kafenya terlalu sempit. Ia juga menginginkan mendapatkan satu koleksi boneka Caki, yang susah didapatkan juga.
"Termasuk sulit, nggak dibikin lagi, agak sulit juga, kalau bonekaku ini nggak ada boneka baru, jadi memang boneka lama semua," tukasnya.
(Salman Mardira)