Kala itu kendaraan yang digunakan adalah pedati, sehingga mereka harus beristirahat beberapa kali. Karena itulah Belanda mendirikan enam pos peristirahatan di sepanjang jalur perjalanan dan di setiap posnya ada pribumi yang menjual nasi dengan berbagai macam lauk serta sayuran.
Dulunya makanan ini hanya bisa dinikmati oleh para bangsawan, namun seiring berjalannya waktu semua kalangan bisa menikmati kelezatan nasi padang.
(RIN)
(Rani Hardjanti)