Melalui tarian itu, kata dia, akan menyuguhkan berbagai aktivitas bahari memiliki keberagaman dengan adat istiadat yang tak terlepas dari suatu kebudayaan suatu wilayah yang harus dipromosikan ke berbagai level lainnya.
“Di sisi lain, seluruh stakeholder, terutama pihak Kemenparekraf agar bisa ikut andilnya dalam mengangkat tarian yang ditampilkan oleh BPKS dalam event SMF 2023 ini, dengan cara menghadirkannya pada agenda-agenda level nasional,” ujarnya pula.

Ia berharap pesan yang disampaikan melalui tarian itu menjadi edukasi untuk masyarakat Aceh secara turun-temurun yang diperankan melalui satu kesenian, tradisi hukum adat laut dan panglima laot harus dilestarikan oleh generasi muda Aceh dalam menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara.
“Selain tarian Tuwah Bak Djaroë Panglima, ada juga Pawai Marine yang merupakan kegiatan para nelayan dengan melakukan atraksi laut di kawasan Teluk Sabang dan diikuti oleh dua puluh perahu nelayan yang juga tampil langsung para pemain Rapai dan Panglima Laot,” kata T Zanuarsyah pula.
(Salman Mardira)