Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengulik Tradisi Meugang, Cara Orang Aceh Sambut Bulan Suci Ramadhan

Salman Mardira , Jurnalis-Kamis, 07 Maret 2024 |09:35 WIB
Mengulik Tradisi Meugang, Cara Orang Aceh Sambut Bulan Suci Ramadhan
Penjual daging di Aceh ramai pembeli jelang Ramadhan (Foto: Instagram/@humas_kotasabang)
A
A
A

INDONESIA dikenal sebagai negara yang kaya akan tradisi budaya, termasuk dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Banyak tradisi unik dilakukan masyarakat Nusantara jelang masuknya Ramadhan.

Seperti halnya masyarakat Aceh yang memiliki tradisi unik bernama meugang atau makmeugang.

Meugang ialah tradisi membeli daging, memasak, kemudian menyantapnya bersama keluarga. Tradisi unik ini dirayakan secara turun-temurun pada dua atau sehari menjelang masuknya bulan suci.

Pada pagi meugang seperti hari ini, warga berbondong-bondong menyerbu lapak-lapak penjual daging yang khusus pada hari itu tumbuh hampir di sejumlah lokasi.

Ruas jalan kerap macet karena warga berkerumum di meja-meja penjual daging. Suasanan seperti ini terjadi di seantero Aceh.

Penjual Daging

(Foto: Salman Mardira Al-Asyi/Okezone.com)

Aktivitas perekonomian di pasar-pasar tradisional begitu hidup dengan warga yang berbalanja aneka kebutuhan pokok dan larut dalam kemeriahan meugang.

Sebaliknya, perkantoran sepi di hari meugang, begitu juga sekolah-sekolah diliburkan agar guru dan siswa bisa menikmati tradisi ini dengan keluarganya. Orang yang merantau biasanya juga mudik agar bisa berkumpul bersama keluarganya saat meugang, sekaligus menyambut Ramadhan.

Ribuan sapi dan kerbau dipotong untuk menutupi tingginya permintaan daging hari meugang. Jauh sebelumnya, peternak lokal sudah menyiapkan hewan siap potong.

Ternak yang sudah disembelih secara Islami pada dini hari, dagingnya langsung digantung di meja-meja penjual daging.

Begitu matahari terbit, warga terus berdatangan ke lapak penjual. Daging sapi lokal jadi primadona ketimbang sapi impor, karena dagingnya lebih padat dan alami. Tingginya permintaan di hari meugang membuat harga daging melambung tinggi.

Bagi masyarakat di Aceh, hari meugang tanpa membeli atau makan daging rasanya tak lengkap. Kaya miskin seakan wajib memilikinya.

Orang kaya biasanya membeli daging dengan jumlah banyak kemudian menyumbangnya ke keluarga kurang mampu atau anak yatim di sekelilingnya.

Warga Aceh Beli Daging

(Foto: Salman Mardira Al-Asyi/Okezone.com)

Bagi mempelai pria, akan jadi aib besar kalau meugang tak membeli daging untuk mertuanya. Sebaliknya akan menjadi kebanggaan keluarga jika ia membawa pulang kepala sapi atau kerbau.

“Kalau tidak membeli daging waktu meugang rasanya tidak sah masuk (bulan) puasa, meski enggak ada uang orang kadang rela utangan dulu yang penting keluarga bisa makan daging,” kata Faisal (36) warga Ulim, Pidie Jaya, Aceh saat berbincang dengan Okezone beberapa waktu lalu.

Daging yang dibeli kemudian dimasak dengan aneka bumbu rempah-rempah khas Aceh. Selanjutnya, disantap bersama keluarga.

Bisa dibilang menu utama saat sahur sebagai lauk nasi di rumah-rumah warga ialah daging. Di beberapa daerah, seperti di pesisir barat selatan Aceh, warga bahkan menyantap daging bersama-sama di pantai.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement