TAHUN 2023 ini memang disebut sebagai tahun resesi, Dana Moneter Internasional (IMF) pun menyebut sepertiga ekonomi dunia berada dalam resesi. Padahal, pada 2023 ini sudah muncul harapan lantaran pandemi Covid-19 di banyak negara mulai berangsur hilang.
Menurut survei Healthy Minds dari American Psychiatric Association (APA), resolusi 2023 orang dewasa akan berfokus pada kesehatan mental. Sebab, mereka berpikir akan lebih stres di tahun ini.
"Sekitar 29% dari responden mengindikasikan bahwa mereka akan membuat resolusi 2023 yaitu peningkatan kesehatan mental, yang mana ini naik dari 26% di tahun lalu," menurut survei tersebut, dikutip MNC Portal dari NBC News, Selasa (3/1/2023).

Resolusi 2023 demi kesehatan mental yang lebih baik menurut responden meliputi banyak berolahraga, bermeditasi, berlatih spiritual, istirahat dari media sosial, hingga membuat jurnal. Bahkan, responden yang merupakan orang dewasa tidak ragu untuk mencari terapi profesional demi memastikan kesehatan mental terjaga dengan baik.
"Mencari terapi menduduki peringkat ketiga dalam daftar resolusi. Ini merupakan kejutan yang menyenangkan," ungkap Julie Cerel, psikolog profesional yang juga direktur Laboratorium Pencegahan dan Eksposur Bunuh Diri di Universitas Kentucky.
Presiden APA Dr Rebecca Brendel menjelaskan, upaya mencegah stres bukan hanya terapi tapi seperti yang akan dilakukan orang dewasa dalam resolusinya yaitu berolahraga, membatasi media sosial, dan menghidupkan kembali pertemanan lama. "Setiap langkah kecil yang diambil dapat menjadi kebiasaan yang baik seiring berjalannya waktu," ungkapnya.
Mencegah stres di 2023 bisa juga dilakukan dengan memperhatikan tanda-tanda stres. National Alliance on Mental Illness menerangkan bahwa tanda umum seseorang stres itu antara lain sulit tidur, perubahan nafsu makan, perubahan suasana hati, dan sulit berkonsentrasi.
"Menjalin hubungan dengan anggota keluarga terdekat atau orang terkasih bisa mencegah stres juga. Mengisolasi diri dari hal yang tidak bermanfaat juga berguna, termasuk fokus ke karier," tambah Lindsey McKernan, seorang profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee.
Sebelumnya, survei ini menunjukkan bahwa sekitar 26 persen responden melaporkan kalau mereka memperkirakan akan mengalami lebih banyak stres di 2023, naik dari 20 persen di tahun sebelumnya.
Survei dilakukan pada 2.200 orang dewasa AS pada 7 dan 8 Desember 2022. Hasilnya dibandingkan dengan jajak pendapat serupa yang sudah dilakukan pada Desember 2021.
(Martin Bagya Kertiyasa)