Maskapai juga perlu meyakinkan penumpang bahwa perubahan tersebut tidak akan menyebabkan risiko tambahan.
“Hambatan psikologi mungkin lebih sulit dibanding hambatan teknologi,” kata Presiden Boeing Asia Tenggara, Alexander Feldmen.
“Teknologinya ada untuk pilot tunggal, ini tentang di mana regulator dan masyarakat umum merasa nyaman,” lanjutnya.

Perubahan bisa dilakukan secara bertahap, dimulai dengan membiarkan pilot sendirian saat pesawat sedang melaju.
Kondisi ini tidak terlalu kritis dibanding saat lepas landas dan mendarat. Namun, tujuan utamanya adalah membuat penerbangan seotomatis mungkin, dengan sedikit tanggung jawab pada pilot.
"Ini (wacana pilot tunggal) tidak akan menjadi kenyataan sampai setidaknya tahun 2030," sebut EASA.
(Rizka Diputra)