TAHUKAH Anda, setiap tanggal 3 September di setiap tahunnya diperingati Hari Palang Merah Indonesia? Ya, dirayakan pada 3 September setiap tahunnya, ini menjadi momentum pengingat untuk masyarakat semua betapa pentingnya donasi darah dan bagaimana dampaknya bagi sesama yang membutuhkan.
Sejarah Hari Palang Merah Indonesia 3 September bisa menjadi dorongan untuk kita agar tidak pernah berhenti untuk terus berbagi kepada sesama, inilah yang menjadi landasan dilahirkannya Hari Palang Merah Indonesia.
Mengutip laman resmi PMI, Palang Merah Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia ke-II, tepatnya pada 21 Oktober 1873. Ketika itu, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan PMI di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) yang kemudian dibubarkan saat pendudukan Jepang.
Lebih lanjut, perjuangan mendirikan PMI diawali sekitar 1932 yang dipelopori Dr RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana itu mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke sidang Konferensi Nerkai pada 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat.
Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Akhirnya 17 belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.
Maka atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr. Djuhana, dr.Marzuki, dr. Sitanala (anggota). Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 yang diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.