5. Anemia: Kemoterapi menurunkan jumlah sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika jumlah sel darah merah turun terlalu rendah, pasien pun akan mengalami anemia. Gejala anemia meliputi kelelahan dan kekurangan energi, sesak napas, jantung berdebar-debar, dan kulit pucat. Jika mengalami gejala ini, pasien harus segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.
6. Memar dan berdarah: Kemoterapi juga bisa mengurangi jumlah sel yang disebut trombosit dalam darah. Ini membantu menghentikan pendarahan parah saat pasien terluka. Jika pasien punya jumlah trombosit yang rendah, orang ini kemungkinan pmemiliki kulit yang mudah memar, mimisan parah, hingga gusi berdarah. Beritahu tim medis jika pasien mengalami masalah ini agar mendapat perawatan yang tepat.
(12 Efek Samping Kemoterapi, Foto: Freepik)
7. Sakit mulut: Terkadang kemoterapi bisa membuat lapisan mulut terasa sakit dan iritasi. Ini dikenal sebagai mukositis. Gejala cenderung berkembang beberapa hari setelah pengobatan dimulai dan meliputi bagian dalam mulut terasa perih, seperti terbakar karena makan makanan yang sangat panas, sariawan yang dapat terinfeksi, ketidaknyamanan saat makan, minum dan/atau berbicara, mulut kering, berkurangnya rasa, hingga bau mulut.
8. Perubahan kulit dan kuku: Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan perubahan sementara pada kulit. Perubahan ini juga bisa membuat kulit menjadi lebih kering, sedikit berubah warna (ini mungkin tidak merata), lebih sensitif terhadap sinar matahari, merah dan sakit, hingga gatal. Kemoterapi juga dapat membuat kuku menjadi rapuh atau terkelupas, hingga garis-garis putih dapat terbentuk di atasnya. Ini akan kembali normal setelah perawatan kemoterapi selesai.