Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penderita Epilepsi Wajib Tahu, Ini 8 Pemicu Kejang yang Sering Terjadi

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 22 Juni 2022 |18:33 WIB
Penderita Epilepsi Wajib Tahu, Ini 8 Pemicu Kejang yang Sering Terjadi
Ilustrasi Epilepsi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Stres

Hubungan bagaimana stres dapat memicu kejang masih sulit dipahami. Hal ini mungkin disebabkan faktor stres yang sangat subyektif bagi seseorang. Namun, studi menemukan bahwa hampir 9 dari 10 orang yang berhasil mengatasi kondisi stres pada dirinya percaya hal tersebut mengurangi resiko kejang mereka.

Jika Anda terpapar kondisi yang menyebabkan stres, maka tubuh akan mengeluarkan beberapa hormon yang berhubungan dengan sistem saraf dan dapat mempengaruhi otak. Selain itu, bagian otak yang terpengaruh oleh stres (misalnya bagian otak yang mengatur emosi) juga terpengaruh pada kondisi kejang tertentu, misalnya kejang parsial.

Lebih lanjut, stres dapat menyebabkan masalah tidur, yang juga dapat memicu kejang. Selain itu, stres berkepanjangan juga dapat menimbulkan masalah seperti depresi dan kecemasan, yang juga dapat memiliki gejala gangguan tidur.

Haid

Pada wanita dengan epilepsi, hampir 50 persen melaporkan peningkatan kejang pada masa haid. Menurut penelitian, kejang lebih umum terjadi pada pertengahan siklus, yakni menjelang masa ovulasi dan sekitar seminggu sebelum haid. Kejang yang muncul sekitar masa haid dikenal dengan epilepsi katamenial.

Perubahan kejang pada saat haid kemungkinan disebabkan perubahan hormonal. Hormon reproduksi wanita, estrogen dan progesteron, yang mengalami perubahan sepanjang siklus haid juga dapat memengaruhi sel saraf pada otak.

Musik

Suatu tipe epilepsi yang jarang ditemui adalah epilepsi musikogenik, merupakan epilepsi yang dipicu oleh mendengarkan musik. Namun, memainkan alat musik, berpikir bahkan bermimpi mengenai musik diketahui juga dapat menjadi pencetus kejang.

Pemicu ini bisa berhubungan dengan jenis musik (misalnya jazz atau klasik), alat musik, bahkan pencipta lagu atau komposer. Di sisi lain, komposisi musik tertentu dapat juga membantu mengontrol kejang pada penderita epilepsi, hal yang dikenal dengan “Mozart effect”.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement